TRIBUNNEWS.COM, CIREBON - Dengan semua potensi yang dimiliki, seharusnya Indonesia menjadi kekuatan utama dunia, diakui sejajar dengan negara-negara kuat, dan ikut menentukan arah sejarah dunia.
“Namun kita masih menjadi negara pas-pasan karena krisis narasi dan kempimpinan yang sekarang terjadi,” kata Anis dalam acara Pengajian Politik Islam yang dilakukan Al Jam’iyatul Washliyah Kabupten Cirebon di Hotel Prima, Cirebon, Minggu (22/4/2018).
Krisis narasi diindikasikan dengan banyaknya masalah yang tak menemukan jawaban.
Kondisi ini mengakibatkan orang merasa kehilangan arah yang dituju (sense of direction) sehingga merasa frustasi.
Baca: Sempat Ada Edaran Pelarangan DPW PKS Jabar, Relawan Anis Matta Tetap Deklarasi Dukungan
Anis menjelaskan, krisis ini bertaut juga dengan krisis kepemimpinan, dimana pemimpin gagal menjelaskan ke mana arah yang dituju.
“Indonesia ini ibarat mobil bermesin CC besar tapi berjalan tanpa arah, serta sering salah jalan, karena sopirnya tidak punya GPS yang benar,” ujar Anis.
Anis menggambarkan, dalam 20 tahun era Reformasi ini jumlah penduduk Indonesia bertambah 60 juta jiwa dan itu setara dengan kira-kira dua kali Malaysia.
“Kita harus percaya diri, berpikir dan bertindak sebagai negara besar. Jumlah penduduk yang besar jangan hanya dijajakan sebagai pasar konsumen tetapi harus dimaknai sebagai kekuatan dalam posisi tawar Indonesia di meja perundingan dunia.
Karena itu Indonesia butuh arah baru untuk sampai pada tujuan cita-citanya. Arah baru itu pula yang akan mengantarkan Indonesia menjadi salah satu kekuatan utama dunia.
Syarat untuk menjadi kekuatan utama dunia adalah Indonesia mentransformasi diri menjadi masyarakat pembelajar dan religius.
“Agama berperan membangun karakter, dan karakter yang paling utama adalah kejujuran. Pengetahuan digunakan untuk membangun kompetensi. Inilah dua fondasi penting agar Indonesia bisa melompat tinggi dan dihormati,” ujar Anis.
Acara ini merupakan pengajian rutin Al Jam’iyatul Washliyah yang dihadiri oleh pimpinan organisasi kemasyarakatan Islam, seperti Muhammadiyah, Matla’ul Anwar, Persatuan Umat Islam (PUI), alim ulama, dan para santri.
Anis adalah satu dari sembilan calon presiden yang diusung PKS. Sebelum berceramah di Cirebon, pada Sabtu malam (21/4), Anis menghadiri deklarasi relawan Gen AMPM (Generasi Anis Mata Pemimpin Muda) di Bandung.
http://www.tribunnews.com/nasional/2018/04/22/anis-matta-indonesia-seperti-mobil-bermesin-besar-tapi-berjalan-tanpa-arah
No comments:
Post a Comment