Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antar Agama dan Peradaban (UKP DKAAP), Din Syamsuddin, meminta masyarakat untuk menghentikan penggunaan istilah 'kampret' dan 'kecebong' dalam perpolitikan.
Ketua Dewan Pertimbangan MUI itu menilai penggunaan istilah binatang dan dilabelkan kepada manusia merupakan penghinaan terhadap Sang Pencipta.
Baca: PKB Akan Tetap Bersama Jokowi Jika Cak Imin Tidak Dipilih Menjadi Cawapres
"Mereka (manusia) ciptaan Tuhan, jangan dikasih label binatang. Mohon maaf itu tidak sesuai dengan akhlak Islam. Siapapun itu, kubu yang manapun," ujar Din di kantornya, Jalan Brawijaya VIII Noomor 11, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (10/7/2018).
Din menambahkan, manusia adalah mahluk ciptaan tuhan yang sangat dimuliakan kedudukannya.
Sangat tidak elok jika nama-nama yang memiliki arti khusus, lantas dicemarkan dengan memakai istilah binatang.
Baca: KPK Akan Periksa 33 Saksi Terkait Kasus Suap Zumi Zola
Apalagi, penggunaan ini hanya untuk kepentingan politik sesaat.
Terkait dengan pemakaian identitas dalam berpolitik, Din tidak mempermasalahkan.
Namun, politik identitas ini tidak boleh menjadi alasan untuk melakukan ujaran kebencian dan menyakini sesama manusia.
"Tapi jangan saling menyakiti, saling mengina satu dan yang lain. Kalau ujaran kebencian perlu dicegah dan tidak boleh berlanjut," tutur Din.
Baca: Din Syamsuddin Merasa Tersanjung Namanya Masuk Bursa Calon Wakil Presiden
Sebelumnya diberitakan, dalam kajian Tauhid di Masjid Istiqlal, pendakwah Abdullah Gymnastiar alias Aa Gym, meminta masyarakat untuk tidak memanggil orang dengan gelar yang buruk yaitu 'kecebong' dan 'kampret'.
http://www.tribunnews.com/nasional/2018/07/10/din-syamsuddin-penggunaan-istilah-kecebong-dan-kampret-tidak-sesuai-dengan-akhlak-islam
No comments:
Post a Comment