TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Apresiasi ditunjukkan oleh Ketua DPD RIOesman Sapta Odang (OSO) terhadap kinerja BNN-Polri atas pengungkapan jaringan 2,6 ton sabu di kepulauan Riau.
Meski begitu, OSO mengingatkan pada para aparat penegak hukum baru sedikit pelaku pengedar narkoba yang tertangkap.
Ia menyebut baru 20 persen pelaku yang berhasil ditangkap. 80 persen sisanya masih lolos berkeliaran.
"Jangan lupa ini baru 20 persen yang ditangkap, yang lolos 80 persen, jadi rasio yang sudah kita analisa ya kira-kira demikian," ujar OSO, ditemui dalam acara pemusnahan barang bukti sebanyak 2,6 ton sabu di Monas, Jakarta Pusat, Jumat (4/5/2018).
Karena itu, Ketua Umum Partai Hanura ini meminta BNN dan Polri terus mengusut jaringan narkoba.
Namun, bila tak didukung oleh seluruh lapisan masyarakat, OSO pun menilai hal itu mustahil. Baginya tugas BNN untuk menyelamatkan generasi lain sangatlah berat.
"Jadi tugas BNN sangat berat perlu mendapat dukungan dari lapisan masyarakat baik tingkat pedesaan kecamatan kabupaten kota itu yang paling penting jadi mari anak-anak muda kita bantu BNN ini menyelamatkan generasi lain," kata dia.
Lebih lanjut, ia meminta Polri untuk menghukum mati para pelaku yang tertangkap.
Alasannya, narkoba menjadi ancaman serius bagi para generasi muda Indonesia, menurut OSO.
"Narkoba itu harus dihukum mati, harus, Mengapa? (Karena menjadi ) ancaman bagi generasi muda tentang narkoba ini sudah keterlaluan," katanya.
http://www.tribunnews.com/nasional/2018/05/04/oso-ingatkan-baru-20-persen-pelaku-narkoba-yang-ditangkap
No comments:
Post a Comment