TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) bidang Digital, Daniel Tumiwa, mengatakan bahwa pelecehan terhadap seorang ibu dan anak dalam acara Car Free Day (CFD) oleh kelompok #2019GantiPresiden merupakan bentuk teror terhadap mereka yang berbeda pilihan politik.
“PSI dengan tegas menyatakan bahwa kaos dan gerakan #2019GantiPresiden adalah gerakan yang membuka peluang lebar untuk tindakan teror,” kata Daniel Tumiwa dalam keterangan tertulis, Selasa (1/5/2018).
Menurut Daniel, PSI hadir untuk semangat anti intoleransi.
“Tindakan #2019GantiPresiden adalah tindakan yang persis menggambarkan mengapa PSI hadir, untuk tidak membiarkan tindakan intoleransi yang ditunjukkan dengan tindakan teror,” kata Daniel Tumiwa.
Itu sebabnya, kata Daniel, PSI mengajak seluruh warga untuk mengumandangkan semangat #KitaTidakTakut yang sempat populer saat terjadinya ledakan bom di Sarinah beberapa waktu lalu.
Dalam video yang beredar ibu yang memakai kaos #DiaSibukKerja itu diintimidasi oleh segerombolan pengguna kaos #2019GantiPresiden. Sang anak terlihat ketakutan dan menangis. Sang ibu lalu mengatakan kepada anaknya bahwa mereka tidak takut.
"Kita enggak takut nak, kita benar, kita gak akan pernah takut.”
Daniel mengingatkan, saat ledakan bom Mega Kuningan terjadi pada 2009, generasi muda Indonesia yang menolak intimidasi dan teror, memprakarsai lahirnya Amanat Bersama #IndonesiaUnite.
Amanat tersebut disusun bersama-sama melalui proses Wiki yang berjalan di halaman web IndonesiaUnite selama sepekan. Lebih dari 2000 orang terlibat merumuskannya secara online.
“Salah satu poinnya adalah generasi baru Indoensia menolak hidup dan tumbuh dengan rasa takut, memilih menjadi pemberani,” kata Daniel Tumiwa.
http://www.tribunnews.com/nasional/2018/05/01/psi-ibu-dan-anak-diintimidasi-gerakan-2019gantipresiden-membuka-peluang-teror
No comments:
Post a Comment